By: Supadilah
Kejadiannya Jumat (3 Januari). Hari Jumat adalah jadwal maen futsal bagi kader PKS
Lebak. Agenda olahraga ini rutin diadakan setiap pekannya di salah satu GOR di kota Rangkasbitung,
Lebak Banten.
Saya tiba sesuai waktu yang
dijadwalkan yaitu pukul 20.00 WIB. Sesampai disana, sudah ada beberapa orang berkumpul melakukan
pemanasan. Dari gaya pakaian yang
mereka kenakan, mereka sepertinya bukan pemain profesional, atau pemain futsal
(bola) profesional. Kenapa? Sebab kebanyakan diantara mereka maen futsal pakai
celana panjang. Meski ada juga yang pakai celana pendek.
Setelah dua jam lamanya maen futsal, akhirnya kelar juga latihan
di malam itu. Kami tak langsung pulang. Tapi ngobrol-ngobrol melepas lelah
dulu. Baru kemudian, saat nongkrong-ngobrol itu terbongkarlah rahasia dibalik
latihan futsal itu. Semuanya menjadi jelas sesudah itu.
Rupanya, latihan itu diagendakan oleh PKS. Yah, Partai Keadilan
Sejahtera. Tepatnya DPD PKS Lebak. Ini sudah rutin dilakukan sejak dulu. Yang
ikut latihan adalah kader PKS. Makanya mereka pake celana panjang. Inilah salah
satu ciri mereka; futsal pakai celana panjang. Katanya, menutup aurat.
Lalu yang tidak pake celana panjang? Ada beberapa diantara kader
PKS yang ngajak temannya. Nah, meski mereka tidak pakai celana panjang, mereka
tetap dibolehkan ikut latihan kok.
Jadi latihan itu tidak hanya untuk kader saja. Terbuka untuk umum.
PKS sama saja dimana-mana
Ternyata, PKS dimana-mana sama saja. Peduli dengan kaum muda. Peduli
dengan olahraga. Yah, PKS bukan sekedar partai politik yang mengurusi masalah
politik melulu. PKS mengerti betul pentingnya kualitas kader mereka. Tidak
hanya masalah pengetahuan politik (fikriyah), atau agama (ruhiyah) saja. Tapi
PKS peduli juga dengan kualitas fisik (jasadiyah) kadernya. Makanya, PKS selalu
mengagendakan tarbiyah jasadiyah (fisik) kadernya. Salah satunya adalah dengan
latihan futsal ini.
Kenapa saya katakan dimana-mana saja? Sebab sebelum ini, di kota
dimana saya kuliah (Padang/ 4 tahun 10 bulan) dan tempat kerja saya sebelum ini
(Pasaman Barat/ 2 tahun), saya juga menemukan fenomena ini. Ada jadwal rutin
bagi kader PKS untuk berolahraga (riyadhah) khususnya maen bola.
Kalau di Padang, jadwal maen futsal hari Sabtu dan Minggu di GOR
Adzkia Padang mulai pukul 06.30 – 10.00 WIB. Ada dua lapangan futsal tapi
berlantai futsal. Lumayan ramai karena masih termasuk pusat kota. Tak jarang,
latihan itu dihadiri oleh petinggi DPD PKS Padang dan DPW PKS Sumatera. Bahkan
pernah waktu itu, Bapak Mahyeldi Ansharullah, wakil walikota Padang yang saat
ini mencalonkan sebagai walikota Padang 2014 (sudah memenangi/unggul pada
pilkada putaran 1) sering ikut latihan sepakbola.
Sedangkan kalau di Pasaman Barat, jadwal maen bola adalah hari
Minggu pukul 07.00-09.00 WIB. Berbeda dengan di Padang, disana latihannya di
lapangan besar. Lapangan rumput Lumayan ramai juga yang ikut. Bahkan sampai dua
trip. Anak-anak sekitar pun ikut dalam latihan ini. Berarti ada sekitar 40-an
orang yang berkumpul di lapangan Padang Hijau ini. Tak hanya mereka yang maen
bola saja yang hadir, tetapi para orang tua juga ikut menonton anak-anak mereka
maen bola.
PKS Emang Beda !
PKS emang beda. Tak sekedar partai. PKS peduli dengan kadernya.
Tak hanya saat mendekati pemilu saja partai ini aktif. Bahkan saat masih jauh
dengan prosesi demokrasi pun, partai ini selalu ada kegiatan untuk kadernya.
Bahkan seandainya PKS kalah dalam
pilkada atau pesta demokrasi di daerah mana, kegiatan riyadhah untuk kadernya
semacam ini akan terus dan tetap ada dan bertahan.
Dengan demikian, kader PKS merasa “diperhatikan”. Bukan sekedar
diperhatikan ketika ada yang ingin diminta dari kadernya.
Beda dengan partai lain. Saya pernah merasakan berbaju kuning
lalu berubah menjadi hijau dengan bintangnya saat SMP dulu. Lalu berubah
menjadi merah dengan moncong putihnya, bahkan hampir mendekati maniak saat itu.
Tapi saya tak menemui diketiga warna itu seperti saya menemukan ‘sesuatu’ di
PKS. Ini yang membuat saya
sejak 7 tahun lalu hingga sekarang memilih tetap bergabung dengan partai
bernomor 3 ini.
Karena kesehatan jasmani, dan kebugaran mutlak diperlukan dalam
mengemban amanah dakwah, untuk menjalankan tugas-tugas organisasi (wajihah).
Ketiadaan kesehatan jasmani dan kebugaran, akan menghambat amanah dan dakwah.
Kerja-kerja dakwah yang berat, hanya akan mampu ditopang oleh kader yang kuat.
“Allah lebih mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang
lemah...” Hadist ini benar-benar diperhatikan oleh (kader) PKS. Karena itu,
setiap kader PKS senantiasa memenuhi syarat agar dicintai oleh Allah.
Semoga kader PKS tetap dan semakin istiqamah dalam menjaga
kekuatan kesehatan jasmani (jasadiyah) mereka, dengan tidak melupakan kekuatan
ruhiyah dan fikriyah. Sehingga, kerja dakwah dan organisasi dapat diselesaikan
dengan maksimal. Agar dapat memenangkan dakwah di bumi Indonesia ini.
Kader PKS Lebak, Banten. Pindahan dari Pasaman Barat, Sumatera
Barat. Sebelumnya dari Padang (kuliah). Asal Jambi (SD-SMP-SMA). Lahir di
Lampung pada 10 November 1987.
Supadilah. Alamat email :
imraatul@gmail.
Fb : Supadilah
Post a Comment