KEDIRI – Dewan Pengurus
Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur menggelar program trauma healing di empat titik pengungsian korban erupsi Gunung
Kelud. Empat lokasi tersebut adalah di Pare, Wates, Kepung, dan Kediri. Aksi ini digawangi oleh Santika (Barisan
Kader Perempuan PKS) bersama 16 relawan yang
terdiri atas doketer, perawat, psikolog, guru, dan berbagai profesi lainnya.
Beragam kegiatan diselenggarakan, seperti permainan
untuk anak-anak, dongeng, hingga mendengar curhat dan keluh kesah pengungsi,
terutama ibu-ibu. Di setiap sesi, jumlah pesertanya sekitar 75-100 orang.
“Alhamdulillah,
umumnya mereka sangat antusias dengan kehadiran kami. Apalagi sejak awal tim healing sudah dibekali
tips-tips agar tidak ada jarak dengan mereka. Jadi suasana terbangun enjoy, seperti ketemu sahabat lama. Para
pengungsi bisa curhat apa saja tentang kondisinya,” ujar Immah Inayati, Ketua Santika PKS Jatim.
Demikian
pula dengan anak-anak. Aneka permainan
dan dongeng yang dibawakan tim nampaknya
cukup bisa mengusir kesedihan mereka.
“Untuk
anak-anak sengaja kami pilihkan permainan dan
cerita-cerita positif yang menguatkan jiwa mereka. Kami berharap kejadian yang
berpotensi traumatik ini tidak berefek negatif untuk masa depan anak-anak,”
lanjut alumni ITS ini.
Program trauma healing
ini merupakan bagian dari gerak cepat kader PKS untuk membantu para
pengungsi erupsi Kelud. Sejak hari pertama pasca erupsi, PKS Jatim telah menurunkan
tak kurang dari 300 kadernya di Kediri, Malang, dan Blitar.
“Fokus
bantuan PKS pada pendirian dapur umum, layanan kesehatan, dan trauma healing,” ungkap Hamy Wahjunianto, Ketua DPW PKS Jatim, ketika ditemui di
lokasi pengungsian.
PKS, lanjut
Hamy, sengaja menurunkan tim kader perempuan di lokasi bencana sebagai bentuk
perhatian lebih pada permasalahan perempuan, anak-anak, dan keluarga.
“Apapun yang
terjadi, kami ingin memastikan keluarga para pengungsi tetap terjaga
kebahagiaannya. Dengan demikian, anak-anak lebih terjamin masa depannya,”
pungkas Hamy Wahjunianto penuh harap.
Post a Comment