Jakarta (6/3) – Janganlah
seorang pemimpin atau khalifah membuat, menyimpulkan, dan memutuskan suatu
keputusan hanya berdasarkan pertimbangan sendiri, namun tetap harus meminta
pertimbangan dari orang lain. Demikian disampaikan Ustadz Musyaffa Ahmad Rahim,
dalam kegiatan pekanan “Haditsul Khamis” di Gedung MD Building, Dewan Pengurus
Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP
PKS), Jakarta Selatan, Kamis (6/3).
Ustadz Musyaffa
menjelaskan tentang keseimbangan dalam hal memimpin, seperti yang dicontohkan
pada zaman khalifah Abu Bakar As Siddiq. Pada masa itu, Khalifah Abu Bakar
menunjuk Umar bin Khattab sebagai Dewan Penasihat. Penunjukan tersebut dinilai saling
melengkapi satu sama lain.
Abu Bakar As Siddiq merupakan
seorang khalifah yang dikenal lembut, sedangkan Umar bin Khattab memiliki sikap
atau perangai yang keras. Walaupun keduanya memiliki perangai berbeda, namun
perbedaan tersebut yang menyebabkan keseimbangan (balance) dalam kepemimpinan Abu bakar As Siddiq.
“Mengenai Dewan
Penasihat atau Dewan Pertimbangan Agung, dalam istilah lainnya Dewan Syuro,
memang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak dahulu. Pada saat beliau
menjadi khalifah dalam hal menyimpulkan dan memutuskan, tidak berdasarkan ego
sendiri. Namun beliau tetap mempertimbangkan dan meminta saran kepada orang
lain, yaitu kepada para sahabat- sahabatnya. Hal ini yang kemudian diteruskan
oleh Khalifah Abu Bakar As Siddiq,” tutur Ustadz Musyaffa.
Dewan syuro, kata
Ustadz Musyaffa, memiliki peran penting dalam suatu pemerintahan, terutama menyangkut
kehidupan berpolitik. Setiap hal atau keputusan harus dimusyawarahkan terlebih
dahulu sehingga terbentuklah keputusan yang mufakat. Ustadz Musyaffa
menambahkan, meskipun setiap pemimpin memiliki perangai, sikap, maupun pendapat yang berbeda, namun kaum muslimin harus bisa
memahami bahwa dalam perbedaan itu ada keseimbangan di dalamnya.
Bersambung ke Keseimbangandalam Penempatan Golongan (2)
Post a comment