.png)
Namun demikian, Ketua
Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, ketiga Kepala Staf Angkatan baik KSAU, KSAL,
dan KSAD mempunyai peluang yang sama kuat sebagai calon pengganti Panglima TNI.
Pasalnya, semua kandidat sama-sama cakap dan mempunyai pengalaman karir yang
panjang, punya kapasitas intelektual yang bagus.
"Menurut saya tiga
kepala staf itu merupakan calon kuat ke depan, tapi dengan mempertimbangkan
pergiliran, saya pikir sekarang memang mestinya siklusnya Angkatan Udara (AU)
meskipun, Presiden punya hak prerogatif untuk menetapkan siapa calon
Panglima," kata Mahfudz, di Jakarta, Jumat 24 April 2015.
Politisi dari Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, pemilihan calon Panglima TNI ke depan
harus tetap mempertimbangkan rotasi antar angkatan. Walaupun tidak diatur dalam
undang-undang, kata Mahfudz, tapi hal itu sudah menjadi konsensus politik yang
cukup baik dan ini tetap harus diperhatikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya pikir dari
ketiga angkatan memang memiliki sumber daya manusia yang cakap dan baik, tapi
faktor rotasi atau giliran ini tetap harus dipertimbangkan," ucapnya.
Sebelumnya, Panglima TNI
berasal dari Angkatan Laut (AL) dijabat oleh Laksamana Agus Suhartono, kemudian
digantikan oleh Jenderal TNI Moeldoko yang berasal dari Angkatan Darat (AD).
"Kalau kita disiplin
dan konsisten dengan rotasi tentu ke depan mestinya berasal dari Angkatan
Udara. Juli beliau (Moeldoko) pensiun, satu bulan sebelumnya nama itu sudah
harus masuk ke DPR untuk mengikuti fit
and proper test. Ya kurang lebih Juni," ucap Mahfudz.
Menurut Mahfudz, ke depan
Indonesia membutuhkan sosok Panglima TNI yang lebih mampu merespons kepentingan
Indonesia dalam kacah global, mengingat tantangan TNI ke depan sangat kompleks.
"Kita berharap sosok
Panglima TNI ke depan bukan hanya mampu mendorong peningkatan kinerja
pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan Panglima TNI
saat ini. Tapi juga mampu menampilkan peran-peran diplomasi internasional,
untuk mengangkat posisi Indonesia di kancah regional dan global,"
jelasnya.
Mahfudz juga menambahkan
bahwa sosok Panglima TNI yang baru pun harus menangani tugas secara internal
seperti menuntaskan rencana strategi (renstra), kemudian menuntaskan reformasi
TNI, menyelesaikan renstra modernisasi alutsista. Termasuk menjalankan renstra
kesejahteraan prajurit TNI. Terakhir adalah peningkatan peran diplomasi TNI
dalam kancah bilateral, regional, dan global.
"Kalau peran internasional
sudah diambil dengan mengirimkan pasukan perdamaian dunia tapi Indonesia dengan
kapasitas TNI nya mampu memainkan peran yang lebih besar," pungkasnya.
Sumber: cdn.sindonews.net
Post a Comment