SURABAYA (3/5) - Anggota Fraksi PKS DPR RI Sigit Sosiantomo
mengatakan budaya grapyak merupakan
resep sederhana tapi mujarab untuk mempererat persaudaraan di tengah
masyarakat. Sigit menyampaikan hal tersebut saat melakukan Sosialisasi Empat
Pilar Kebangsaan di Kantor DPD PKS Surabaya, Ahad (3/5).
Legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) Surabaya dan
Sidoarjo itu mengajak masyarakat mengembangkan budaya grapyak (ramah, suka menyapa sesama) dan dakwah yang lebih luwes. Budaya
ini sangat diperlukan untuk saling membantu dan berbagi kebahagiaan dengan
warga yang beban hidupnya semakin berat.
“Bila kita semua terbiasa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, saya yakin kita semua akan makin guyub, makin rukun, dan bisa
saling berbagi kebahagiaan,” ujar politisi yang mengemban sebagai anggota dewan
selama dua periode tersebut.
Sigit menyayangkan semangat guyub rukun yang semakin lemah di
masyarakat. Ia meyakini budaya grapyak
merupakan aplikasi paling mudah dan murah untuk memperkokoh NKRI. Karena menurutnya,
bila warga bangsa kokoh seduluran, kokoh pula ikatannya sebagai sebuah bangsa.
“Barangkali banyak yang mengira ini masalah sepele. Tapi
sesungguhnya ini adalah ajaran yang tergantung dalam Islam, merupakan saripati
budaya bangsa, yang tentu juga menjadi nilai-nilai penting Pancasila, UUD 1945,
dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Sigit.
PKS Bukan ISIS, Dakwahnya
Harus Luwes
Pada kesempatan itu pula, Sigit meminta kader PKS untuk
lebih luwes ketika berdakwah. Masyarakat sekarang, kata Sigit, mengalami
perkembangan yang luar biasa. Segmentasinya juga makin beragam. Padahal tugas
dakwah harus menyentuh ke semua lapisan. Oleh karena itu, Sigit mengusulkan dakwah
PKS harus main luwes. Tidak boleh meninggalkan pijakan budaya lokal yang penuh
kearifan.
Sigit berpandangan, PKS perlu menyerap model dakwah NU. “Kader
PKS harus meniru model dakwah NU yang sangat luwes. Bisa masuk ke golongan mana
saja. Apalagi PKS sangat berbeda dengan ISIS yang sarat kekerasan. Dakwah PKS
harus penuh keramahan dan kesantunan,” ajaknya.
Kader PKS, lanjut Sigit, adalah pilar penting tegaknya NKRI.
Dengan dakwah yang luwes, membumi, dan mengedepankan pendekatan kultural, Sigit
berharap kader PKS sebagai garda depan pembangunan Indonesia masa depan.
“Peradaban masa depan adalah peradaban yang toleran. Itu
peradaban yang Indonesia banget. Menurut saya, ini kesempatan bagi Indonesia untuk
lebih bisa mewarnai dunia,” pungkasnya.
Keterangan Foto: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Sigit Sosiantomo, mengisi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kantor DPD PKS Surabaya, Ahad (3/5).
Keterangan Foto: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Sigit Sosiantomo, mengisi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kantor DPD PKS Surabaya, Ahad (3/5).
Post a comment