SENIN (25/5) - Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Jatiasih menggelar mabit (bermalam bersama) di Kota Bekasi, Ahad (24/5). Pada kegiatan yang juga sering disebut Malam Bina Iman dan Takwa tersebut hadir Ustadz Yayat Sudrajat Al Hafizh sebagai pemberi materi. Berikut ini rangkuman taujih dari Ustadz Yayat tentang kiat-kiat sederhana menghafal Al Quran.
Al Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan salah
satu mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Salah satu tanda kemukjizatan Al Quran
adalah terjaga keasliannya hingga hari akhir. Allah SWT sendiri yang menjaga
keaslian Al Quran, diantaranya dengan kemudahan menghafal Al Quran. Sehingga,
sejak diturunkan hingga saat ini dan nanti di Hari Kiamat, tak terhitung jumlah
manusia yang menghafal ayat-ayat Allah SWT dalam Al Quran.
Karena kemudahannya menghafal Al Quran, maka semua orang
memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi Hafidz Quran. Selain mudah,
banyak juga keutamaan yang Allah SWT berikan kepada orang-orang yang hafal Al
Quran. Beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk bisa menjadi seorang Hafidz antara
lain:
1. Menghadirkan iltizam (komitmen) yang kuat untuk
menghafal Al Quran. Kemauan yang kuat dalam menghafal Al Quran menjadi faktor dominan
dalam sukses/tidaknya menjadi seorang Hafidz, sebab tanpa kemauan yang kuat
maka target hafal 30 juz akan sulit tercapai. Kemauan yang kuat ini harus diwujudkan
bisa dalam bentuk ikrar atau pernyataan, baik kepada diri sendiri (berupa
tulisan besar di tembok kamar) atau kepada orang lain.
2. Setelah mengazzamkan diri untuk menjadi Hafidz
Quran, maka langkah berikutnya adalah membuat target waktu. Berapa lama waktu
yang kita harapkan agar Al Quran yang 30 Juz itu dapat kita hafal. Tentu target
disesuaikan dengan kondisi kesibukan dan kekuatan azzam kita dalam menghafal. Tidak
ada patokan baku berapa lama target yang harus dibuat, yang penting tinggal
konsistensi dalam menjalankan terget yang dicanangkan tersebut.
3. Setelah target dicanangkan, maka langkah berikutnya
adalah melakukan manajemen waktu. Manajemen waktu yang dimaksud bisa berupa
alokasi waktu harian, pekanan, dan bulanan dalam menghafal Al-Quran dan
berkomitmen dengan alokasi waktu tersebut. Manajemen waktu yang dibuat bisa
juga berupa durasi menghafal setiap harinya, bisa juga jadwal harian pada
jam-jam tertentu. Tinggal disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu, mana
yang nyaman untuk dikerjakan, sehingga bisa lebih komitmen di kemudian hari.
Selain manajemen waktu, perlu juga dilakukan manajemen bobot hafalan, pembagian
bobot hafalan setiap harinya tentu akan dipengaruhi/mempengaruhi target waktu
yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Dari semua perencanaan tersebut, aspek lain yang perlu
dipahami adalah mengenali rintangan-rintangan yang akan dihadapi selama
menjalani program menghafal Al Quran. Sebab, setan tentu tidak akan tinggal
diam membiarkan kita dengan nyaman menghafal Al Quran. Dengan mengenali
rintangan-rintangan tersebut, kita bisa menyiapkan rumusan antisipasi agar ketika
rintangan tersebut datang, tidak mengganggu program kita dalam menghafal Al
Quran.
5. Salah satu cara untuk meminimalisasi efek rintangan
tersebut adalah dengan aktif dalam komunitas penghafal/pecinta Al Quran.
Sehingga kita tidak sendirian menghadapi rintangan dan hambatan dalam
menjalankan program menghafal Al Quran. Minimal semangat menghafal Al Quran
tetap tumbuh karena orang-orang di sekitar kita juga bersemangat menghafal Al
Quran.
6. Dari semua langkah diatas, jangan lupa untuk terus
berdoa kepada Allah agar ditakdirkan sebagai penghafal Al Quran sebelum usia kita
berakhir. Maksimalkan waktu-waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah terkait
dengan hajat kita dan anak-anak kita menjadi Hafidz Quran.
Sumber: Humas PKS Bekasi
Post a Comment