.png)
“Saya secara pribadi
ingin memberikan koleksi yang punya cerita sejarah dan harus saya pindai dulu
karena tidak sembarang disumbangkan," katanya.
Gubernur berharap
museum ini menjadi ruang publik yang bermanfaat khususnya bagi para pendidik,
pelajar dan mahasiswa untuk melihat bagaimana perkembangan sejarah pendidikan
di Indonesia dari masa kolonial sampai sekarang.
Peresmian Museum Pendidikan Nasional ini bertepatan dengan peringatan Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap tanggal 2 Mei. Menurut Aher,
Hardiknas ini merupakan momentum untuk terus melakukan keberpihakan yang lebih
kuat lagi bagi kemajuan pendidikan, sebab pendidikan lah yang mengubah masa
depan.
“Oleh karena itu kita harus
mementingkan pendidikan tanpa ada rasa ragu sedikitpun, maka Hardiknas ini
harus menjadi momentum untuk memperkokoh keberpihakan kita (Pemerintah) pada
pendidikan,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat (Jabar) sendiri telah memberikan bantuan dan kontribusi untuk pendirian museum
ini senilai Rp7 Miliar.
Museum Pendidikan Nasional yang berlokasi di depan pintu masuk UPI ini
didirikan sebagai bentuk tanggung jawab UPI yang memiliki kepedulian terhadap
kelestarian warisan sejarah budaya bangsa khususnya di bidang pendidikan.
Museum ini merekam sebuah cerita pendidikan di Indonesia dari jaman kolonial
sampai sekarang.
Selain mengoleksi
perkembangan buku-buku sekolah, museum ini juga menampilkan diorama peristiwa
sebuah sistem pendidikan, hingga kronologis dan metodologis pendidikan khususnya
yang berada di Jawa Barat.
Menurut Rektor UPI Soenaryo Kartadinata, museum ini dibangun atas dasar sebuah
konsep bahwa peradaban manusia akan dibentuk oleh pendidikan.
“Museum inipun
menampilkan pemikiran-pemikiran dan konsep bagaimana pendidikan masa depan
untuk membangun dan mengawal pendidikan dan bangsa Indonesia di masa yang akan
datang,” ujarnya.
Selain persemian Museum Pendidikan Nasional, Gubernur juga berkesempatan
meresmikan Monumen Front Perjuangan Bandung Utara yang mana lokasi kedua tempat
ini saling berdekatan. Monumen yang berupa patung seorang pejuang ini didirikan
sebagai sebuah apresiasi dan penghargaan terhadap para pejuang khususnya di
Bandung Utara yang telah menjadikan kampus UPI sebagai basis perjuangan ketika
itu.
Acara persemian ini dihadiri oleh anggota Komisi X DPR RI Popong Otje
Djunjunan, Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat yang juga alumni UPI Yayat
Turochmat Soemitra, Kadis Pendidikan Jabar, Muspida Jabar dan Kota Bandung,
serta Rektor Unpad, Rektor Unla dan Wakil Rektor ITB.
Sumber: Humas Pemprov Jabar
Post a comment